2014-2024 Waktu yang Panjang
Wah, sudah 1 bulan semenjak diary publik saya yang pertama terbit. Bagi yang belum baca, mari simak.
https://gp.berviantoleo.my.id/blog/post/2024-04-28-ternyata-berbeda/
4 Tahun : Pertama (2014-2018)
Ini merupakan edisi kedua, namun saya akan menarik lebih jauh. Bisa saya bilang ini adalah “10 tahun” (belum tepat 10 tahun, tapi anggap saja sudah tepat) setelah saya percaya kepada Tuhan. Bisa saya bilang, saya menyesali waktu-waktu yang saya sia-siakan sewaktu saya kuliah. Saya masih ingat di awal tahun 2015, di mana saya begitu bergairah, baik itu membaca Alkitab, berdoa, menghadiri pertemuan ibadah, dll. Di saat itu, bahkan akademik saya tidak ada masalah apapun. Justru lebih baik dan sangat baik dibandingkan semester lainnya. Saya cukup menyesal karena mengenal sesuatu yang membuat saya habis waktu di dalamnya! Tidak hanya membuat kuliah saya berantakan bahkan penghidupan rohani saya juga berantakan.
Namun, sebelum 2018 berakhir, saya mulai menyadari tujuan hidup saya dan seharusnya yang saya lakukan. Inilah waktu peralihan saya, tidak hanya karena saya mulai masuk ke dunia pekerjaan, namun mulai menanggulangi saya yang sudah menghabiskan waktu dengan hal yang tidak penting! Ya, pendidikan saya dapat, rohani tidak dapat, namun lebih banyak hal yang tidak berguna yang saya dapat.
2 Tahun : Kedua (2018-2020)
Di saat saya menemukan tujuan hidup saya, saya mulai kembali mengejar Tuhan! Tidak hanya bekerja, namun saya mulai kembali sungguh-sungguh dalam pembacaan Alkitab, waktu doa saya, pertemuan ibadah saya. Secara tidak langsung, saya mulai mengalami penanggulanan pada tahun-tahun ini.
Salah satu artikel yang mengekspresikan bagaimana saya semakin mau bersungguh-sungguh datang kepada-Nya.
https://gp.berviantoleo.my.id/blog/post/2018-12-25-lord-give-me-new-heart-and-new-spirit/
Ya, Dia-lah motivasi saya, Dia-lah tujuan saya! Entah itu 2018, 2019, 2020, saya masih ingat betapa saya begitu mendambakan diri-Nya. Sebelum pandemi menyerang. :(
3 Tahun : Ketiga (2020-2023)
Ini merupakan masa sulit saya, tidak memiliki pertemuan ibadah secara langsung. Pengalaman saya akan diri-Nya seolah-olah tidak begitu nikmat. Pertumbuhan diri-Nya dalam saya pun tidak signifikan.
Namun, pertengahan 2023, saya mulai memulihkan hubungan saya dengan Tuhan, semakin erat dengan-Nya. Walaupun, ini merupakan suatu “transisi”, tidak mudah untuk memulihkannya, tidak mudah untuk menjalaninya. Jatuh bangun merupakan hal yang sangat biasa di saat itu.
Saya sangat ingat mengenai konsekrasi saya di akhir tahun 2023.
https://gp.berviantoleo.my.id/blog/post/2024-01-01-2023-lesson-learned/
Keempat dan Seterusnya (2023-2024 …)
Pandemi berakhir! Akhirnya!
Saya benar-benar bersukacita karena pengalaman akan diri-Nya! Sempat sekitar saya yang mempertanyakan: wah, kok saya jadi jarang “marah”. Saya akui, saya memang terkadang lepas. Namun, entah kenapa, semakin saya mengalami diri-Nya, rasa kesal saya, rasa marah saya, seperti ada yang menahan di dalam diri saya. Bukan saya tidak peduli, bukan saya cuek, namun saya ingin datang dengan lembut dan penuh kasih.
Jika masih ingat, saya memang terus memulihkan penghidupan doa saya.
https://gp.berviantoleo.my.id/blog/post/2024-04-02-berhasil-atau-gagal-sudah-biasa/
Saya sangat bersukacita atas pengalaman akan diri-Nya!
Perjalanan Masih Panjang
Sudah sangat panjang cerita masa lalunya, sekarang saya akan menulis secara singkat apa yang sudah terjadi bulan ini. Saat saya ingin maju, ada pihak lawan yang tidak mau saya maju. Menghambat saya dalam berbagai cara. Itu yang semakin saya sadari dalam penghidupan saya. Cara-caranya pun mungkin dahulu mudah saya hadapi, semakin lama, semakin sulit saya hadapi.
Saya bukan orang yang mau menunggu, bukan orang yang tidak terencana. Saya akan merasa lebih baik jika sudah ada dalam rencana saya. Saya akan merasa lebih baik jika lebih cepat. Wah, entah kenapa justru Tuhan terus menerangi saya.
Dari beberapa kutipan buku ministri yang saya baca, saya mulai diterangi mengenai sifat saya yang tidak mau sabar itu. Saya yang hanya mau lebih cepat lebih baik. Saya sering kali tidak melihat kehendak Tuhan. Saya masih melihat maunya saya, bukan maunya Tuhan! Namun, saya menjadi banyak belajar mengenai “menunggu”.
Begitu juga sifat saya yang memang suka apapun terencana dengan baik dan saya akan senang jika sesuai dengan rencana saya. Namun, Tuhan kembali menerangi saya, saya bisa saja membuat rencana, tetap Tuhan yang memutuskan. Saya masih kurang bersandarkan diri-Nya. Oh Tuhan! Saya perlu bersandar kepada-Mu baik di dalam setiap rencana maupun tindakan saya.
Mari memulai bulan Juni nanti dengan sukacita dan terus berkontak dengan diri-Nya!