Tuhan Selalu Memiliki Cara yang Unik untuk Mengingatkan atau Menanggulangi Kita
Tuhan memiliki berbagai cara untuk berbicara kepada kita. Bisa melalui Tuhan secara langsung, namun hal ini mungkin akan kesulitan bagi beberapa orang. Ada hal lain, yaitu Allah Berbicara Melalui Situasi. Saya membaca buku “Allah Berbica Melalui Situasi”, dan saya ingin sedikit mengutip dari buku tersebut.
Meskipun sudah mencapai tingkat rohani tertentu di depan Allah, manusia sering memerlukan situasi untuk berbicara kepadanya.
Ya, itu kalimat awal di dalam bagian “I. Mendapatkan Perkataan Melalui Situasi”.
Saya juga merasakan hal demikian, walaupun saya mungkin sudah pada tingkatan tertentu, namun saya cukup sering mendapatkan pembicaraan Tuhan melalui situasi.
Seorang yang semakin dalam mengikuti Tuhan, akan semakin membiarkan situasi berbicara kepadanya, semakin membiarkan situasi mengingatkannya.
Sebagai seorang “observant”, saya cukup “peka” dalam melihat situasi. Namun, saya cukup takut kalau hal ini menjadi kemampuan saya, bukan perkataan/pembicaraan Tuhan.
Kita tidak percaya bahwa dalam situasi yang ditaruh di depan kita sama sekali tidak ada perkataan; sebaliknya kita benar-benar percaya bahwa satu situasi menimpa kita karena Allah akan melaluinya berbicara kepada kita.
Saya telah mengalami beberapa situasi, dan benar saja, ada perkataan Tuhan melalui situasi tersebut. Tuhan benar-benar unik dalam mengingatkan kita.
Kita jangan hanya bisa melihat satu perkara dari permukaanya saja, kita harus melihat pengaturan Allah di balik tirai. Kalau kita mengenal pengaturan Tuhan dalam situasi, dalam batin kita akan timbul perasaan yang manis.
Nah, ini yang saya sebutkan sebelumnya, saya takut justru kemampuan saya, hanya melihat sesuatu justru dari permukaannya saja. Namun, dalam pengalaman saya, saya juga mendapatkan perasaan yang manis setelah melihat dan mendengar perkataan Tuhan melalui situasi tersebut.
Dalam buku tersebut, penulis menggunakan Yakub sebagai salah satu contoh. Bagaimana Yakub ditangulangi dan mendapatkan pembicaraan Tuhan melalui situasi.
Saya tidak bisa mengungkapkan situasi apa yang saya hadapi di sini. Hanya orang-orang tertentu saja akan saya ceritakan. Saya dapat bersaksi, di dalam batin saya terasa begitu manis.
Ada satu perkataan yang baik.
Bisakah Allah membiarkan Anda tinggal tenang di sini? Anda telah mempunyai perhentian, sudahkan Allah mempunyai perhentian? Apakah Anda membiarkan Allah mendapatkan minat Anda di Betel? Terhadap banyak saudara saudari Allah perlu melalui situasi menyuruh dia kembali ke Betel, yaitu kembali kepada minatnya yang semula. Kalau Anda telah kehilangan minat yang semula, Allah akan mengatur suatu situasi, Allah akan sekali lagi menggoyang Anda sehingga Anda merasa tidak tenteram, dan di dalam Anda ada perkataan.
Perkataan ini benar sekali, Tuhan akan selalui mengingatkan kembali minat saya yang semula. Mungkin, ada pembaca yang sudah membaca beberapa tulisan saya yaitu,
%[#
%[#
%[#
Jika ada yang mendapatkan benang merahnya, Anda cukup “observant”. Dari berbagai tulisan tersebut, saya sebenarnya menuliskan beberapa “situasi” dan pembicaraan Tuhan kepada saya. Sekali lagi, saya tidak akan menuliskannya situasi apa itu di tulisan ini.
Allah masih perlu melalui situasi untuk mengutarakan perkataan-Nya. Sebab itu, jangan sekali-kali mengira asal hati Anda merasa damai sejahtera itu sudah cukup. Adakalanya perasaan damai sejahtera Anda itu mungkin berasal dari menipu diri sendiri. Anda berkata, “hatiku damai”, tetapi dalam beberapa hari ini pernahkah Anda dikoreksi oleh Tuhan? Apakah Tuhan lebih banyak mengingatkan Anda?
Dalam hal-hal tertentu Allah dapat mengingatkan saya melalui situasi dalam waktu yang singkat, karena hal itu merupakan hal “kecil” dan saya mau segera menerima perkataan tersebut. Namun, ada beberapa hal “besar” yang sulit saya lepaskan, ada batu besar yang menghalangi dan saya tidak mau pindahkan, dan hal ini membutuhkan bertahun-tahun Tuhan memberikan situasi dan akhirnya saya menyadarinya.
Jujur saja, saya masih ingat minat saya saat saya pertama kali diselamatkan. Namun, beberapa kali, saya kehilangan minat itu. Awalnya, mudah dipulihkan, namun beberapa saat, saya seperti menaruh batu besar agar saya sendiri tidak bisa memindahkannya, sehingga saya kehilangan minat dalam waktu yang lama.
Puji Syukur kepada Allah! Semenjak saya ditanggulangi sedikit demi sedikit, saya kembali lebih mudah mendapatkan perkataan Tuhan melalui situasi. Saya akan selalu mengingat bagaimana Tuhan menanggulangi saya. :)
Saya ada sedikit perkataan lagi dari saya:
“Tuhan! Kau selalu mengingat minat saya. Oh, saya mengucap syukur kepada-Mu, saya masih Dikau ingat dan memberikan situasi kepada saya. Saya pasti mengingat penanggulangan-Mu dari tahun ke tahun. Engkau telah meremukkan hatiku yang keras, namun kini Engkau leluasa berbicara kepada-Ku. Saya pasti memberitakan bagaimana Dikau menanggulangi saya di saat Dikau memberikan kesempatan dan waktu yang Dikau tentukan. Saat ini, saya begitu bersukacita karena mendapatkan perkataan-Mu. Sesuatu pengalaman yang begitu manis dan tidak akan pernah saya lupakan.”
Cheers *