Hidup Gereja
Saya baru percaya Tuhan saat saya berkuliah, sekitar tahun 2014. Walaupun sejak kecil saya mempelajari agama Kristen, namun tidak ada satu pun hal yang membuat saya mau untuk dibaptis. Terlalu banyak pertanyaan yang tidak terjawab. Saya bahkan sampai diperingati agar tidak pernah dibaptis. Saya cukup ingat beberapa perkataan yang saya terima saat saya kecil.
Salah satu hal yang membuat saya percaya
Salah satu hal yang membuat saya terbuka ketika mendengarkan beberapa kidung. Entah mengapa, ada beberapa kidung yang akhirnya membuka hati saya untuk percaya Tuhan.
Namun, ini bukan serta merta karena kidung. Ada latar belakang lain yang membuka hati saya yaitu keadaan keluarga saya. Kebanyakan orang sudah mengetahui kondisinya, jadi saya buka saja di sini. Iya, keluarga kami sudah berpisah sejak lama, sejak sebelum saya berkuliah.
Saya pernah berpikiran untuk mengakhiri hidup saya. Saya merasa sudah tidak ada harapan, saya merasa tidak ada lagi tujuan.
Walaupun, kondisi itu memang tidak bisa saya atur maupun saya perkirakan. Saya jujur saja sudah di keadaan paling bawah.
Tidak ada yang merasa simpati, membuat saya semakin di bawah.
Saya berpikiran bahwa saya keluar dari kota itu akan memulihkan keadaan saya. Mungkin saya akan melupakannya. Ternyata tidak.
Itu membuat saya terus memikirkannya. Pemikiran untuk bunuh diri pun belum hilang walaupun saya sudah mendapatkan satu semangat saat saya mendapat beasiswa untuk berkuliah maupun mendapat kuliah.
Saya cukup ingat, ada seseorang yang mendatangi saya mengenai satu keluarga akan diselamatkan. Seturut Kisah Para Rasul 16:31 "Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.".
Iya, itu salah satu firman yang mendorong saya untuk mau dibaptis.
Saya menjadi memiliki pengharapan. Saya menjadi memiliki tujuan.
Walaupun, akhirnya, jatuh bangun, saya mulai undur, saya mulai tidak percaya lagi karena kondisi tidak berubah.
Tetapi, ada satu yang saya sadari, itu justru salah satu siasat musuh untuk saya segera memberikan nyawa saya.
Kejadian lain yang membuat saya teguh
Setelah beberapa bulan/hari saya percaya, beruntungnya, saya jatuh sakit. Awalnya, saya kira ini hanya lemas biasa, demam biasa. Hari demi hari, saya semakin drop dan tidak bertenaga. Untungnya, ada salah satu gembala di sini yang menyadarinya dan akhirnya membawa saya ke klinik, karena saya menganggap ini masih sakit biasa. Lalu, klinik menyuruh kami untuk segera ke rumah sakit karena di-diagnosa sebagai DBD.
Saya tidak bisa lagi panik. Saya hanya bisa pasrah dan seperti sudah siap untuk kemungkinan terburuk.
Saya tidak bisa lagi bangkit saat sudah masuk rumah sakit.
Saya sangat ingat bagaimana saudara-saudari dalam hidup gereja mengunjungi saya bahkan ada yang membantu untuk menjaga saya. Saya sangat mengucap syukur banyak yang mengunjungi saya. Ini salah satu yang membuat saya teguh.
Kalau saya hanya melihat keadaan buruk, saya tidak akan pernah bersyukur.
Saya sangat berterima kasih atas setiap saudara-saudari yang menjenguk saya waktu itu walaupun mungkin ada yang belum pernah tersampaikan.
Saya akan selalu ingat hal ini walaupun saya sudah lupa banyak hal lainnya dalam penghidupan saya.
Bersyukur
Ya, sekarang saya hanya bisa bersyukur karena Tuhan terus merawat dan menjaga saya. Bukan berarti saya tidak akan pernah mendapatkan kejadian buruk.
Banyak sekali, namun mungkin saya tidak pernah ceritakan di sini maupun di media sosial.
Sekali lagi, saya hanya bisa mengucap syukur.